Kamis, 14 November 2019

Tapal Batas Merindu


(Y. Belen Keban)





Tapak setapak pijak jejak di tapal batas merindu

Mengigat akan senyum dan aroma parfum memanja diri

Ku melamun disepotong senja

Merindu kisah yang pernah berpadu

Merakit kasih yang tak dapat bermesrah lama

Pergi adalah sepenggal kata

Ia hanya sepotong suku kata per-gi

Namun ia menyiksa jiwa

Merontah rontah keinginan yang tak sampai

Meratap terus kisah yang tak bersua

Sepotong kecewa mengingat lalu marah datang menghampir

Mengapa kau kenal daku

Mengapa kisah itu ada

Kau hanya pelipur lara dikalah madu melimpah

Lalu pergi dalam gelap di tapak batas ini

Kisah itu hanya kecewa terlahir

Merakit janji yang tak pernah teralisasi

Ibarat politisi janji

Kejam kisah disepotong senja itu

Senja yang menawar pergi

Ibarat ia pamit pada gelapnya malam

Namun, hati ini terus terusik membayang sosok jahanam yang bersua alim penuh wibawah

Jiwa ini terus merana lantas kau tinggalkan sobekan hati yang teriris

Oh sepotong senja ditapak jejak tapal merindu

Ku hanya bisa mengenang kisah itu walau pergimu tak kunjung kembali

Tak seperti senja yang tiap hari menyapa bumi

Kau pergi lenyap hingga aq bagaikan mahkluk perindu dibawa kolong langit

Jejak-jejak kisah mengingat, merindu sosok ada yang sekarang tiada





Kota Reinya Larantuka 2019

Tidak ada komentar:

Posting Komentar