(Y. Belen Keban)
Tapak setapak pijak jejak di tapal batas merindu
Mengigat akan senyum dan aroma parfum memanja diri
Ku melamun disepotong senja
Merindu kisah yang pernah berpadu
Merakit kasih yang tak dapat bermesrah lama
Pergi adalah sepenggal kata
Ia hanya sepotong suku kata per-gi
Namun ia menyiksa jiwa
Merontah rontah keinginan yang tak sampai
Meratap terus kisah yang tak bersua
Sepotong kecewa mengingat lalu marah datang menghampir
Mengapa kau kenal daku
Mengapa kisah itu ada
Kau hanya pelipur lara dikalah madu melimpah
Lalu pergi dalam gelap di tapak batas ini
Kisah itu hanya kecewa terlahir
Merakit janji yang tak pernah teralisasi
Ibarat politisi janji
Kejam kisah disepotong senja itu
Senja yang menawar pergi
Ibarat ia pamit pada gelapnya malam
Namun, hati ini terus terusik membayang sosok jahanam yang bersua alim penuh wibawah
Jiwa ini terus merana lantas kau tinggalkan sobekan hati yang teriris
Oh sepotong senja ditapak jejak tapal merindu
Ku hanya bisa mengenang kisah itu walau pergimu tak kunjung kembali
Tak seperti senja yang tiap hari menyapa bumi
Kau pergi lenyap hingga aq bagaikan mahkluk perindu dibawa kolong langit
Jejak-jejak kisah mengingat, merindu sosok ada yang sekarang tiada
Kota Reinya Larantuka 2019
Tidak ada komentar:
Posting Komentar