Senin, 29 Oktober 2018

ANALISIS SWOT DAN IMPLEMENTASINYA DALAM MANAJEMEN PENDIDIKAN

http://yoseph-belen-keban-analisis-swot-dan-impelemntasinya-dalam-manajemen-pendidikan-xxy-2018

ANALISIS SWOT DAN IMPLEMENTASINYA DALAM MANAJEMEN PENDIDIKAN
Yoseph Belen Keban
Pascasarjana UNMER Malang 2018
(Strategi Manajemen Pendidikan)

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (UURI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional). Berangkat dari definisi di atas peran pemerintah terutama dalam pembenahan sistem pendidikan sangat dominan guna tercapainya tujuan pendidikan itu sendiri. Untuk mencapai tujuan itu aneka kebijakan dikeluarkan agar pendidikan di Indonesia berjalan pada arah yang benar. Salah satu cita-cita nasional yang harus terus diperjuangkan oleh bangsa Indonesia ialah upaya mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pendidikan nasional. Masa depan dan keungg ulan bangsa kita ditentukan oleh keunggulan sumber daya manusia yang dimiliki, di samping sumber daya alam dan modal. Upaya pemerintah dalam dunia pendidikan yakni dengan adanya perubahan kurikulum dari KTSP menjadi K-13. Hal ini dilakukan untuk menciptakan atau melahirkan generasi bangsa yang memiliki karakter cinta akan tanah air.
            De facto dalam pelaksanaan atau prakteknya pendidikan Indonesia belum menghasilkan sumber daya manusia yang mampu bersaing dengan negara lain. Mengenai masalah pendidikan perhatian pemerintah kita masih sangat minim. Ini tercermin dari beragamnya masalah pendidikan yang makin kompleks. Kualitas siswa yang masih rendah, mengenai efektivitas program pengajaran, rekrutmen tenaga kependidikan, minimnya sarana-prasaran dalam dunia pendidikan, sampai UU Pendidikan yang terasa semakin kacau. Penyelesaian masalah pendidikan tidak semestinya dilakukan secara terpisah-pisah, tetapi harus dilakukan secara menyeluruh. Penanganan itu bisa saja dimuali dari sektor pendanaan, SDMnya, pemerataan pendidikan, peningkatan sarana dan prasarana serta dengan menggalakkan program wajib belajar yang sekarang terasa mati suri, karena pada kenyataanya di daerah pinngiran masih banyak anak usia sekolah yang tidak mencicipi indahnya bangku sekolah pendidikan dasar. Dengan kondisi ini, maka bangsa ini akan sulit keluar dari permasalahan pendidikan dan kompetisi global yang mensyaratkan kualitas SDM yang maju dan berwawasan luas sehingga mampu bersaing dalam percaturan dunia.
Dalam makalah ini akan dibahas analisis S. W. O. T. serta penerapannya dalam manajemen pendidikan. Analisis S.W.O.T dijadikan sebagai alat untuk membedah kebijakan pendidikan. Diharapkan dengan analisis ini akan diketahui baik peluang, kesempatan, ancaman maupun perbaikan sehingga dapat mengantisispasi atau menekan hal-hal yang tidak diinginkan dalam pelaksanaan program pendidikan yang telah dirancang sehingga dapat mencapai tujuan yang sudah ditentukan.
1.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Apa itu analisis SWOT?
2.      Bagaimana langkah-langkah melakukan analisis SWOT?
3.      Pentingkah analisis Swot itu dilakukan?
4.      Bagaimana implementasi analisis SWOT dalam dunia pendidikan?
5.      Seperti apa analisis SWOT dalam Kurikulum K13 kini?

1.3. Tujuan
Adapun tujuan yang ingin diperoleh dalam makalah ini adalah:
1.      Mengetahui definisi dari analisis SWOT
2.      Mengetahui langkah-langkah dalam analisis SWOT
3.      Memiliki gambaran tentang seberapa penting analisis SWOT itu bagi sebuah lembaga atau organisasi
4.      Mengetahui bagaimana implementasi analisis SWOT dalam dunia pendidikan
5.      Mengetahui analisis SWOT dalam penerapan kurikulum K-13

BAB II
PEMBAHASAN
      2.1. Analisis SWOT
            2.1.1. Pengertian
            Analisis SWOT (SWOT analysis) yakni mencakup upaya-upaya untuk mengenali kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang menentukan kinerja perusahaan (Nizak,2013). Sedangkan menurut Fredi Rangkuti (2004:18) analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang (opportunity), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threats). Term “strategi” menjadi kata kuncinya. Strategi seperti yang kita ketahui merupakan sebuah cara atau kiat yang digunakan oleh organisasi atau lembaga sebagai contoh Perusahan dalam hal ini untuk mencapai tujuan yang diidealkan. Analisis ini diterapkan di setiap perusahan agar dapat berkompetisi atau mampu berdaya saing dengan perusahan lainnya. Artinya bahwa analisis SWOT ini dijadikan sebagai alat dalam perusahan untuk membuat strategi agar mampu bersaing dengan perusahan lain. Dengan demikian, SWOT merupakan singkatan dari strenghts, weakness, opportunities, dan threats.
Secara sederhana SWOT dipahami sebagai pengujian terhadap kekuatan dan kelemahan internal sebuah organisasi, serta kesempatan atau peluang dan ancaman lingkungan eksternalnya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa SWOT adalah perangkat umum yang didesain dan digunakan sebagai langkah awal dalam proses pengambilan keputusan dan perencanaan strategis dalam berbagai terapan. Menurut Burhanuddin, (2005), model analisa SWOT bisa dianggap sebagai sebuah metode analisa yang paling dasar, yang berguna untuk melihat suatu topik atau permasalahan dari empat sisi yang berbeda. Berikut ini definisi tentang elemen SWOT (Levinayanti: 2015):
1.      Strength (Kekuatan); faktor internal atau dalam yang cenderung memiliki efek positif (atau menjadi mampu untuk) mencapai tujuan suatu lembaga pendidikan
2.      Weakness (Kelemahan); faktor internal atau dalam yang mungkin memiliki efek negatif  (atau menjadi penghalang untuk) mencapai tujuan suatau lembaga pendidikan
3.      Opportunity (Peluang); faktor eksternal atau luar yang cenderung memiliki efek positif pada pencapaian atau  tujuan sekolah, atau tujuan yang sebelumnya tidak dipertimbangkan
4.      Threat (Ancaman); faktor eksternal atau kondisi yang cenderung memiliki efek negatif pada pencapaian tujuan suatu lembaga pendidikan, atau membuat tujuan absurd atau malah sulit dicapai.
Dari definisi di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa analisis SWOT tidak serta merta digunakan hanya dalam Perusahaan. Artinya bahwa analisis ini dapat diterapkan di lembaga-lembaga lainnya seperti Pendidikan, LSM, atau lembaga usaha lainnya.
            Dalam dunia pendidikan analisis SWOT digunakan untuk melakukan langkah-langkah strategis agar mampu berdaya saing atau berkompetisi dalam perubahan zaman. Tentu saja analisis ini digunakan sebagai pisau bedah untuk melihat kelemahan, kekuatan secara internal lembaga dan juga melihat peluang dan ancaman lingkungan eksternal. Hal ini dilakukan agar mampu menjawab tujuan ideal dari pendidikan itu sendiri.
    2.1.2.  Tahap-tahap  dalam Analisis SWOT
            Dalam melakukan sebuah analisis dibutuhkan beberapa tahapan tertentu. Hal demikian juga dapat dijumpai dalam analisis SWOT. Adapun beberpa tahap-tahap dalam melakukan analisis ini adalah sebagai berikut:
a.       Identifikasi kelemahan (internal) dan ancaman (eksternal) secara umum pada semua komponen sebagai contohnya dalam dunia pendidikan atau perusahan.
b.      Indetifikasi kekuatan (internal) dan peluang (eksternal) yang diangap cocok atau layak untuk mengatasi kelemahan dan ancaman yang telah diidentifikasi dilangkah pertama.
c.       Lakukan analisis SWOT lanjutan setelah mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam konteks yang hendak dianalisis misalnya manajemen perusahan, atau pendidikan
d.      Rumuskan strategi-strategi yang direkomendasikan untuk menangani kelemahan dan ancaman, termasuk pemecahan masalah, perbaikan, dan pengembangan lebih lanjut.
e.       Tentukan prioritas penanganan kelemahan dan ancaman serta membuat sebuah rencana tindakan untuk menanganinya.
                2.1.3. Jenis Analisis SWOT
             Ada dua jenis analisis SWOT yakni:
1.      Model Kuantitatif
Asumsi dasar dari model ini adalah kondisi yang berpasangan antara S dan W, serta O dan T. Kondisi berpasangan ini terjadi karena diasumsikan bahwa dalam setiap kekuatan pasti ada kelemahan dan dari setiap peluang pasti selalu ada ancaman. Ini berarti setiap satu rumusan S, harus berpasangan dengan W dan begitu juga dengan O dan T.  Setelah dipasangkan langkah berikutnya adalah melakukan penilaian dengan cara memberikan skor pada masing-masing sub-komponen.

2.      Model Kualitatif
Urutan dalam model ini tentunya tidak berbeda jauh dengan model kuantitatif. Perbedaannya hanya terletak pada pembuatan sub-komponen dari masing-masing komponen. Pada model kuantitatif setiap subkomponen S memiliki pasangan subkomponen W dan juga pada O dan T, sedangkan pada model kualitatif hal itu terjadi. Setiap subkomponen masing-masing berdiri bebas dan tidak memiliki hubungan satu dengan yang lainnya. Hal ini berarti pada model ini tidak dapat dibuatkan diagram certesian.

2.1.4.      Pentingkah Analisis SWOT
Analisis SWOT seperti yang telah didefinisikan di atas tentunya memiliki andil atau peran penting dalam memajukan sebuah lembaga atau organisasi. Dengan demikian lembaga atau organisasi bisa menggunakan analisis SWOT ini  sebagai salah satu dari sekian banyak analisis yang lainnya untuk membuat strategi bagi organisasi atau lembaga yang dimaksud. Analisis ini digunakan sebagai dasar untuk menerjemahkan visi, misi, dan tujuan sehingga menjadi program kegiatan yang lebih berguna. Meskipun sebuah lembaga itu memiliki visi yang mantap, misi yang jelas, dan tujuan yang begitu bagus tapi tidak memiliki strategi yang baik maka lembaga atau organisasi itu tidak dapat berkembang dan tidak mampu berdaya saing.  Oleh karena itu, analisis SWOT  memiliki kaitan dengan visi, misi, tujuan dan program dari lembaga atau organisasi. Hal ini pula berlaku di lembaga pendidikan formal.
2.2.        Implementasinya dalam Dunia Pendidikan

2.2.1.  Analisis SWOT dan Implementasinya dalam dunia Pendidikan
Analisis SWOT yang acapkali diterapkan dalam Perusahaan dapat dijadikan referensi dalam dunia pendidikan. Pendidikan sebagai sebuah lembaga tentunya membutuhkan strategi-strategi agar mampu menyaingi atau mampu berdaya saing dengan lembaga pendidikan lainnya. Artinya bahwa sebuah lembaga pendidikan harus mampu menjual “nilai lebih” yang tidak ada atau tidak dimiliki oleh lembaga pendidikan lainnya. Dengan demikian, sebuah lembaga pendidikan harus mampu mengevaluasi jalannya pendidikan selama ini. Salah satu metode dalam pengevaluasian itu adalah menggunakan analisis SWOT.  Analisis ini didasarkan pada cara berpikir yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunites) dalam dunia pendidikan dan secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weakness) dan ancaman (Threasts).  
Dalam dunia pendidikan analisis SWOT dapat digunakan untuk menganalisis berbagai kebijakan. Banyak hal yang dijumpai baik dari segi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Hal-hal itu dijumpai baik dari faktor internal maupun eksternal. Dengan analisis SWOT diharapkan lembaga pendidikan dapat melakukan langkah-langkah strategis. Hal tersebut untuk menjawab tujuan yang ingin dicapai lembaga. Lalu, bagimana langkah atau tahap analisis SWOT dalam dunia pendidikan? Berikut akan dibahas satu persatu komponen analisis SWOT dalam dunia pendidikan.
a.      Kekuatan
Faktor kekuatan dalam lembaga pendidikan adalah komponen khusus atau keunggulan-keunggulan-keunggulan lain yang berakibat pada nilai lebih atau keunggulan komperatif lembaga pendidikan itu tersebut. Hal ini bisa ditemukan atau ditelisik dari output lembaga pendidikan misalnya keterampilan atau skill yang disalurkan kepada peserta didik, lulusan terbaik, atau pun kelebihan-kelebihan lainnya  yang membuat lembaga tersebut unggul bagi pesaing-pesaing serta dapat memberikan kepuasan bagi steakholder  ataupun pelanggan dalam hal ini orang tua, peserta didik, masyarakat dan bangsa. Contoh keungulan yakni citra positif lembaga, sumber keuangan yang jelas, loyalitas pengguna, dan kepercayaan berbagai pihak yang berkepentingan serta dukungan sarana pendidikan yang memadai.
            Analisis SWOT dalam dunia pendidikan sangat penting untuk mengenali atau mengetahui dengan gamblang kekuatan dasar lembaga pendidikan itu sendiri. Pengenalan kekuatan lembaga pendidikan sangat penting supaya mampu mendongkrak image lembaga. Hal ini sebagai langkah awal menuju pendidikan yang berbasis kualitas tinggi. Mengetahui kekuatan dan merefleksikannya adalah sebuah langkah besar untuk menuju kemajuan lembaga pendidikan itu sendiri.
b.      Kelemahan
Dalam dunia pendidikan pasti memiliki sisi lemahnya. Kelemahan yang ada merupakan hal wajar dan tinggal saja bagaimana caranya meminimalisir atau memperbaikinya. Kelemahan yang ada dalam dunia pendidikan saat ini bisa saja lemah dalam sarana dan prasarana pendidikan, kualitas pendidik, lemahnya kepercayaan masyarakat, tidak sinkronnya hasil lulusan dan kebutuhan masyarakat, dan lain sebagainya.
Faktor-faktor kelemahan yang harus dibenahi oleh para pengelolah lembaga pendidkan antara lain: lemahnya SDM dalam lembaga pendidikan, sarana dan prasarana dalam dunia pendidikan, lembaga pendidikan swasta umumnya kurang bisa menangkap peluang, output lembaga pendidikan belum sepenuhnya bersaing dengan output lembaga pendidikan lainnya.
c.       Peluang
Peluang adalah suatu kondisi lingkungan eksternal yang menguntungkan bahkan menjadi formulasi bagi lembaga pendidikan. Formulasi lingkungan misalnya: kecendrungan penting yang terjadi dikalangan peserta didik, identifikasi suatu layanan pendidikan yang belum mendapat perhatian, perubahan dalam keadaan persaingan, dan hubungan dengan pengguna atau pelanggan dan lain sebagainya. Lalu, apa saja yang menjadi peluang dalam dunia pendidikan kini? Peluang pengembangan lembaga pendidikan kini adalah: (1). Di erah yang sedang berada dalam krisis nilai ini diperlukan peran serta pendidikan agama yang lebih dominan. Krisis nilai yang dimaksud di sini adalah nilai moral, etika. (2). Pola kehidupan masyarakat modern yang cendrung konsumtif dan hedonis tentunya membutuhkan lembaga pendidik. Lembaga pendidikan harus cepat menangkap peluang yang ada.

d.      Ancaman
Ancaman merupakan kebalikan dari peluang. Ancaman meliputi faktor-faktor lingkungan yang tidak menguntungkan bagi sebuah lembaga pendidikan. Jika ancaman itu tidak segera diatasi maka akan menjadi sebuah penghalang bagi majunya lembaga pendidikan. Salah satu contoh ancaman dalam dunia pendidikan kini adalah minat peserta didik baru yang semakin menurun setiap tahun, kurangnya kepercayaan masyarakat terhadap lembaga pendidikan dan lain sebagainya.
            2.2.2. Contoh Analisis SWOT dalam Kurikulum K-13 
Pada hakikatnya kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (Suparlan, 2012:36). Berangkat dari definisi itu, kurikulum tersebut setidaknya ada tiga komponen penting yang ada dalam kurikulum yaitu komponen tujuan pendidikan, komponen proses, dan komponen evaluasi. Kurikulum yang dirancang dikembangkan untuk memberikan keterampilan dan keahlian bertahan hidup dalam perubahan, pertentangan, ketidakpastian, dan kerumitan dalam kehidupan. Kurikulum ini ditujukan untuk menciptakan tamatan yang cerdas dan kompeten, memiliki jiwa nasionalisme dan pancasilais terutama dalam membangun identitas budaya bangsanya (Chan dan Sam, 2007:99). Kebijakan pemerintah untuk menganti kurikulum K-13 saat ini menjadi sorotan dari berbagai pihak baik itu dari guru, siswa maupun orang tua. Meskipun ada nada-nada protesnya tapi toh kurikulum ini tetap dijalankan atau dilaksanakan sejak pada tahun pelajaran 2014/1015. Penyusunan kurikulum 2013 tersebut merupakan upaya melanjutkan pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang telah dirintis pada tahun 2004 dengan mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu.  Berikut akan disajikan gambaran singkat Kurikulum K-13 itu sendiri (Levinayanti:2015).

A.    Latar Belakang

Pengertian Kurikulum Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut, ada dua dimensi kurikulum, yang pertama adalah rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, sedangkan yang kedua adalah cara yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran. Kurikulum 2013 yang diberlakukan mulai tahun ajaran 2013/2014 memenuhi kedua dimensi tersebut.  

B.  Penguatan Tata Kelola Kurikulum
Pelaksanaan kurikulum selama ini telah menempatkan kurikulum sebagai daftar matapelajaran. Pendekatan Kurikulum 2013 untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah diubah sesuai dengan kurikulum satuan pendidikan. Oleh karena itu dalam Kurikulum 2013 dilakukan penguatan tata kelola sebagai berikut: 
1)    tata kerja guru yang bersifat individual diubah menjadi tata kerja yang bersifat kolaboratif;
2)    penguatan manajeman sekolah melalui penguatan kemampuan manajemen kepala sekolah sebagai pimpinan kependidikan (educational leader); dan
3)     penguatan sarana dan prasarana untuk kepentingan manajemen dan proses pembelajaran. Penguatan Materi Penguatan materi dilakukan dengan cara pendalaman dan perluasan materi yang relevan bagi peserta didik. 

C. Karakteristik Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 dirancang dengan karakteristik sebagai berikut:
1.    mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan intelektual dan psikomotorik;
2.    sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman belajar terencana dimana peserta didik menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar;
3.    mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat;
4.    memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap, pengetahuan, dan keterampilan;
5.    kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar matapelajaran;
6.    kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing elements) kompetensi dasar, dimana semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi inti;
7.    kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antarmatapelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal).  

D. Tujuan Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.

E. Struktur Kurikulum

Kompetensi inti dirancang seiring dengan meningkatnya usia peserta didik pada kelas tertentu. Melalui kompetensi inti, integrasi vertikal berbagai kompetensi dasar pada kelas yang berbeda dapat dijaga. Rumusan kompetensi inti menggunakan notasi sebagai berikut:
1. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual;
2. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial;
3. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan; dan
4. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan.

Dari gambaran singkat di atas dan juga penerapan kurikulum K-13 dilapangan selama ini kiranya dapat dianalisis lebih jauh unutk mengetahui atau mengukur efektifitasnya. Salah satu alat analisis yang digunakan adalah analisis SWOT. Seperti apa kekuatan, peluang, kelemahan dan ancaman dari kurikulum K-13? Keempat komponen dalam analisis SWOT dapat dijadikan pisau beda dalam menganalisis penerapan kurikulum K-13 itu sendiri. Berikut akan ditampilkan tabel analisisnya.
NO
Analisis
Kurikulum 2013
1
Strengths
(Kekuatan)
a.   1)  Lebih menekankan pada pendidikan karakter, agar peserta didik lebih kreatif dan inovatif. Pada akhirnya diharapkan pendidikan karakter juga penting yang nantinya terintegrasi menjadi satu. Misalnya, pendidikan budi pekerti luhur dan karakter harus diintegrasikan kesemua program studi.
b.    2) Memiliki sifat Eksporasi, peserta didik memiliki kesempatan untuk “mencari informasi yang luas dalam topik/tema yang sedang dipelajari”.
c.    3) Pendekatan Saintifik, berupa kegiatan belajar dilaksanakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif.
2
Weakness
(Kelemahan)
a.          Penilaian Sikap spiritual dan sosial yang rumit dari sisi administratif, mengingat jumlah siswa yang bisa mencapai puluhan hingga ratusan yang harus diamati seorang guru dan perlu dipertanyakan secara substantif-merupakan aspek yang mendesak untuk dievaluasi.
b.         Beban tatap muka min. 24 jam/minggu bagi guru diluar tugas-tugas lain, jumlah mata pelajaran dan jam belajar siswa serta beban siswa, perlu dikaji kembali dengan melibatkan juga ahli psikologi pendidikan dan perkembangan, misal LPTK (Lembaga Pendidikan Tenaga Keguruan).
c.          Rumusan Kompetensi inti dan Kompetensi Dasar mengandung kelemahan-kelemahan dari sisi subtansi dan logika.
d.         Bertambahnya jam pelajaran perminggu, menjadi: SD 4 jam, SMP 6 jam,  SMA 2 jam, dan SMK menjai 48 jam/minggu. Dalam hal ini tidak ada penjelasan lebih lanjut. Indonesia termasuk jumlah hari tertinggi waktu belajarnya didunia, sama dengan Korea Selatan.
3
Opportunities
(Peluang)
1)         Kesiapan terletak pada guru. Guru harus terdorong kreatif dan memicu kemampuannya melalui pelatihan-pelatihan dan pendidikan calon guru untuk meningkatkan kecakapan profesionalisme secara terus menerus. Menjadi peluang bagi guru untuk lebih meningkatkan pendidikan dan pelatihan dari program sekolah.
2)         Perbedaan mendasar K13 dari KBK dan KTSP juga diklaim berdasarkan pengembangan kompetensi yang sebelumnya berbasis mata pelajaran menjadi didasarkan pada Kurikulum Inti (KI). Faktanya, buku-buku pelajaran K13 tidak demikian. KD pembelajaran masih berdasarkan mata pelajaran. Hal ini dapat dicermati dari sub tema yang dikembangkan dalam buku-buku K13 persis sama dengan mata pelajaran. Yang terjadi sebenarnya bahkan pemaksaan materi pelajaran (sub tema) dengan tema yang telah ditetapkan, padahal sub tema tersebut tidak jelas relevansinya dengan tema. Pada kelas 1, kompetensi yang dikembangkan dalam tema dan subtema mungkin masih relevan dalam banyak hal, tetapi tidak selalu demikian untuk kelas IV. Sebagai misal, materi Kenampakan Alam (IPS) disambungkan dengan Garis Bilangan (Matematika) yang berdasarkan buku terbitan pemerintah jelas tidak jelas relevansinya. Kalaupun relevan, belum tentu setiap guru mampu mengkaitkan keduanya.
3)         Digunakannya pendekatan tematik. Kalau ada bagian yang dipandang berbeda mungkin di sinilah letak perbedaan K13 dan KTSP. Di jenjang sekolah dasar, pembelajaran tematik K13 diberlakukan pada seluruh tingkatan kelas, sementara sebelumnya hanya diterapkan di kelas bawah (kelas 1-3). Hanya saja, berdasarkan buku-buku yang diterbitkan oleh pemerintah, struktur materi  pelajaran (sub tema) mulai kelas IV ke atas tidak lebih dari kliping materi pelajaran yang berlaku dalam KBK dan KTSP, sekedar untuk menyamarkan mata pelajaran ke dalam tema-tema yang telah ditentukan. Dengan kata lain, substansi pembelajaran pada K13 sebenarnya tidak berbeda dari sebelumnya, sebab yang berbeda hanya dalam penempatannya.
4
Threats
(Ancaman)
o   Rumusan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar dalam Kurikulum 2013 mengandung kelemahan-kelemahan dari sisi subtansi dan logika, sehingga berpengaruh kepada Indikator-Indikator Kompetensi Dasar dan penyusunan bahan ajar.
o    Ditiadakannya TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) karena bukan sebagai mata pelajaran, tetapi sebagai media pembelajaran.
o   Perbedaan mendasar K13 dan KTSP juga diklaim berdasarkan pengembangan kompetensi yang sebelumnya berbasis mata pelajaran menjadi didasarkan pada Kurikulum Inti (KI). Faktanya, buku-buku pelajaran K13 tidak demikian. KD pembelajaran masih berdasarkan mata pelajaran. Hal ini dapat dicermati dari sub tema yang dikembangkan dalam buku-buku K13 persis sama dengan mata pelajaran. Yang terjadi sebenarnya bahkan pemaksaan materi pelajaran (sub tema) dengan tema yang telah ditetapkan, padahal sub tema tersebut tidak jelas relevansinya dengan tema. Pada kelas 1, kompetensi yang dikembangkan dalam tema dan subtema mungkin masih relevan dalam banyak hal, tetapi tidak selalu demikian untuk kelas IV. Sebagai misal, materi Kenampakan Alam (IPS) disambungkan dengan Garis Bilangan (Matematika) yang berdasarkan buku terbitan pemerintah jelas tidak jelas relevansinya. Kalaupun relevan, belum tentu setiap guru mampu mengkaitkan keduanya.














BAB III
PENUTUP
            3.1. Kesimpulan
Analisis SWOT dipahami sebagai pengujian terhadap kekuatan dan kelemahan internal sebuah organisasi atau lembaga serta peluang dan ancaman lingkungan eksternalnya. Jika diterapkan dalam lembaga pendidikan maka analisis SWOT dapat dipahami sebagai bentuk pengujian terhadap kekuatan dan kelemahan internal lembaga pendidikan serta melihat peluang dan ancaman lingkungan pendidikan itu sendiri. Analisis SWOT digunakan dalam ruang lingkup pendidikan sehingga kita dapat memperoleh gambaran secara menyeluruh mengenai situasi pendidikan itu sendiri. Hal ini dapat membantu dalam pengembangan sebuah visi, misi di masa depan agar dapat menjawabi tujuan pendidikan itu sendiri. Hasil dari analisis SWOT ini adalah rekomendasi untuk mempertahankan kekuatan dan menambah keuntungan dari peluang yang ada, sambil mengurangi kekurangan dan menghindari ancaman.

            3.2. Saran
Diharapkan kepada semua pihak baik itu pemerintah, lembaga pendidikan dan juga semua orang yang berkepentingan dalam dunia pendidikan untuk selalu bekerja keras dalam meningkatkan kekuatan sekolahnya dengan memanfaatkan peluang yang ada, terus berinovasi, memperbaiki diri dan administrasi agar dapat meningkatkan kualitas dunia pendidikan itu sendiri.





                                                                     Daftar Pustaka

Burhadnuddin, Arif, 2005. Analisis SWOT dalam Pendidikan. dalam https://www.google.co.id/amp/s/afidburhanuddin.wordpress.com/2014/01/25/analisis-swot-dalam-pendidikan-2/amp/ diakses pada Senin, 01 Oktober 2018.
Chan, Sam M dan Tuti T. Sam, 2007. Analisis SWOT Kebijakan Pendidikan Era Otonomi Daerah. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Freddy Rangkuti, 2004. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis.  Jakarta: PT. Graedia.
Nisak, Zuhrotun, 2013.Analisis Swot Untuk Menentukan Strategi Kompetitifdalam http://www.journal.unisla.ac.id/pdf/12922013/4.pdf diakses pada Rabu, 03 Oktober 2018.
Suparlan. 2012. Tanya Jawab Pengembangan Kurikulum dan Materi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.